Kalimat efektif adalah kalimat yang
dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.Untuk
itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu
strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antar bagiannya logis, dan
ejaannya pun harus benar. Dalam hal ini endaknya dipahami pula bahwa
situasi terjadinya komunikasi juga sangat berpengaruh. Kalimat yang dipandang
cukup efektif dalam pergaulan, belum tentu dipandang efektif jika dipakai dalam
situasi resmi, demikian pula sebaliknya. Misalnya kalimat yang diucapkan kepada
tukang becak, “Berapa, Bang, ke pasar Rebo?” Kalimat tersebut jelas lebih
efektif daripada kalimat lengkap, “Berapa saya harus membayar, Bang, bila saya
menumpang becak Abang ke pasar Rebo?” Yang perlu diperhatikan oleh para siswa
dalam membuat karya tulis, baik berupa essay, artikel, ataupun analisis yang
bersifat ilmiah adalah penggunaan bahasa secara tepat, yaitu memakai bahasa
baku. Hendaknya disadari bahwa susunan kata yang tidak teratur dan
berbelit-belit, penggunaan kata yang tidak tepat makna, dan kesalahan ejaan
dapat membuat kalimat tidak efektif.
Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1.secara tepat mewakili pikiran
pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama
tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca
atau penulisnya.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif
- KESATUAN GAGASAN
Suatu
kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek
(S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di
dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam
pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Tomi pergi ke kampus,
kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke
perpustakaan (efektif)
- Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat
kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu
(menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang
terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan
tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).
- Kehematan
Kehematan dalam
kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata,
frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah
tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan
mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian
superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam
satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang
berbentuk jamak.
Contoh:
Karena ia tidak diajak,
dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut
belajar bersama di rumahku. (efektif)
Dia sudah menunggumu
sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi.
(efektif)
- Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat
itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang
berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan
yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu,
kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu,
kami teruskan acara ini. (efektif)
- Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini
maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang
disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak
bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan
pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang
berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak
perlu menyisipkan sebuah kata
seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja
dan objek penderita.
Contoh:
Kita
harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang
kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa
kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian
orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif).
Makalah ini
membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber
optik. (efektif)
- Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah
kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika
pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat
pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya
harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu
dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan
dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan
atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan
atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
- Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu
perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan
dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan
itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini
dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap
kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat
membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat
membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
b. Membuat urutan kata yang
bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus,
tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
(salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta,
tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
(benar)
c. Melakukan pengulangan kata
(repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita
itu sangat mengharukan.
d. Melakukan pertentangan terhadap
ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
e. Mempergunakan partikel penekanan
(penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud
perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung
jawab dalam menyelesaikan tugas ini.
Berikut
ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan
serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.
1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah
kalimat :
- Sejak dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya.
(Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya).
- Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
(Hal itu disebabkan
perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
- Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.
- Pada era zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.
- Berbuat baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji.
2. Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur
kalimat :
- Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.
- Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
3. Penggunaan imbuhan yang kacau :
- Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
- Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
- Operasi yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk.
- Dalam pelajaran BI mengajarkan juga teori apresiasi puisi.
4. Kalimat tak selesai :
- Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.
- Rumah yang besar yang terbakar itu.
5. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak
baku :
- Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.
Kata-kata lain yang sejenis dengan
itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh, menyiptakan, menyintai,
menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan
lain-lain, padahal seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan,
mencambuk, mencaplok, mencekik, mencampakkan, mencampuri,
mencelupkan.
- Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.
- Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional.
6. Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ dan ‘yang mana’ :
- Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.
- Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.
- Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.
7. Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat :
- Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin.
- Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya.
- Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.
8. Pilihan
kata yang tidak tepat :
- Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang bincang dengan masyarakat.
- Bukunya ada di saya.
9. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :
Usul ini merupakan suatu
perkembangan yang menggembirakan untuk memulai pembicaraan damai antara komunis
dan pemerintah yang gagal.
Kalimat
di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal? Pemerintahkah
atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan?
(Usul
ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali
pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah.
- Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri
(Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya
Melarikan Diri)
10. Pengulangan
kata yang tidak perlu :
- Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
- Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.
11. Kata
‘kalau’ yang dipakai secara salah :
- Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.
- Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?
Nama
Kelompok :
- Agung
Ady Prabowo (25109189)
- Dedi
Suryana (23109409)
- Khafi
Anwar (22109003)
- Leonard
Peking (20109899)
- Risha
Sulastri (20109021)
- Serhly
Tri Handayani (26109279)
- Hendri
Kurniansyah (26109093)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar