Sabtu, 24 Maret 2012

BANGKITLAH KAUM MUDA

BANGKITLAH KAUM MUDA
A. Kaum Muda
pada era gloal sekarang ini kaum muda dan perubahan bagaikan dua unsure yang tidak dapat dipisahkan. Sejatinya kaum muda merupakan motor penggerak dalam perubahan bangsa, tidak dapat dipungkiri bangsa Indonesia dapat merdeka tak lepas dari campur tangan kaum muda.

Diawal decade 1920-an. Bung karno pernah berurjar “beri aku seribu orang tua maka akan kuguncang Gunung semeru, dan beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya pada tanah air maka akan mengubah dunia”. Dari pernyataan itu kita dapat menarik kesimpulan bahwa kaum muda adalah senjata yang amat sangat dahsyat didunia ini, tanpa kehadiran mereka apalah arti semua bangsa ini. Namun, melihat beberapa fenomena belakang ini yang cukup megiris hati, yang menjatuhkan citra kaum muda diantaranya tauran antar mahasiswa, aksi demonstrasi yung ricuh, peredaran narkoba yang melibatkan pemuda, dan berbagai suguhan yang kurang bermutu. bahkan terjadi pula aksi premanisme yang terjadi disekolah yang para pelakunya masih anak berseragam putih biru. Sebenarnya apakah semua ini merupakan kesalahan kaum muda seutuhnya atau ada pihak lain yang ikut bertanggung jawab!!!.
Dan sesungguhnya semua fenomena ini merupaka gambaran akn “loyo” nya pemuda kita. Tetapi perlu kita ingat tidak semua kaum muda kita memiliki gambaran seperti itu. Toh masih ada diantara mereka, masih menunjukan prestasi yang memilaukan. Namun, seperti pepatah “karena nila setitik, rusak susu sebelangga”
Kita pun ingat dengan hari bersejarah bagi bangsa ini dimana begitu banyak kau muda berkumpul untuk melakukan suatu sumpah yang kita kenal dengan sumpah pemuda pada 28 oktober 1928. Saat itu, meskipun bangsa ini terbelenggu kolonialisme namun glora nasionalisme mereka tidak pernah padam, begitu banyak cara yang mereka tempuh hanya untuk mencapai kata Merdeka. Keringat dan darah menyatu dalam raga, semangat dan antusiasme menggebu-gebu dalam jiwa, takan pernah terucap kata menyerah. Relaberkorban dan terus berjuang menjadi semboyan hanya untuk mencapai tujuan.

Tetapi ada apa dengan pemuda saat ini walaupun kita suadah tidak lagi dijajah namun perjuangan itu seharusnya tidak pernah padam. Mempertahankan jauh lebih sulit dari pada merebutnya, itu merupakan ungkapan sederhana yang seharusnya menjadi semangat kita agar tidak mudah menyerah

Diindonesia, sejarah pergerakan kebangsaan juga digerakan aktifis kaum muda yang menginginkan terjadinya kaum perubahan prinsip arah perjalanan bangsanya. Sehingga, sejak berdirinya Boedi Oetomo 20 mei 1908, secerah harapan untuk malawan penjajah/ kolonialisme, telah terpati dalam benak para pendirinya, semisal R. Soetomo, M. Soeliman, Soewarno, Raden angka dan lain”. Yang ingin pencapaian semangat kebangkitan nasional. Satu tekad yang mengeras dalam jiwa adalah melawan ketidakadilan akibat dari kolonialisme yang begitu panjang dialami bangsa ini.

1. Problemmatika Kaum Muda
Mengapa kaum muda indentik dengan perubahan? Sejatinya, kaum muda adalah mereka yang, memasuki usia produktif dan matang. Baik secara fisik maupun secara intelektual. Meski begitu, istilahnya bulum pernah dirumuskan secara pasti, apakah kaum muda didalamnya pada usia atau nilai intrinsic jiwanya? Seringkali pengertiannya ditentukan oleh nilai” tradisi suatu masyarakat.
Selai itu, pada tahapan identitas muda ini, mereka memiliki kelibihan motifasi yang sarat dengan energy mengubah sesuatu. Strategi perjuangannya pun tergantung dengan masanya, yang memiliki kondisi berbeda. Dimasa kolonialisme perjuangan yang efektif adalah perlawanan dengan cara fisik dan intelektual. Karena sejarah membuktikan, strategi yang hanya mengandalkan perlawanan fisik tidak akan efektif mencapai sasaran,demikian pula sebaliknya, prjuangan intelektual semata tidak menumbuhkan semangat perlawanan yang sesungguhnya.

Di masa pasca kemerekaan, tantangannya berubah, tidak lagi kolonialisme dalam entuk fisik. Tantangannya yang dihadapi kaum muda adalah mengisi kemerdekaan. Dengan agenda pembangunan bangsa Yng begitu rumit. Strategi yang paling efefktif adalah dengan memenangkan konsep untuk menata masa depan bangsa. Caranya bias dengan pengembangan kepribadian kaum muda, yang kaya akan visi membangun bangsa,sehingga terciptalah solidaritas kebangsaan pada diri mereka.

Persoalannya seagai kelomok politik solidaritas belum terbentuk, mereka hanya ditempakan sebagai kelompok social, yang tidak memiliki kekuatan politik untuk mengubah sesuatu. Karena sesungguhnya kepemimpinan nasional masih didominasi oleh kalangan tua. Kalangan belum sepercayanya kepada kalangan muda untuk memegang tumpuk kepemimpinan.akibatnya dapat diterka, sirkulasi pergantian elit kepemimpinan berjalan lambat.

Idealnya, pemberdayaan harus ditingkatkan agar percepatan sirkulasi kepemimpinan dapat segera dijalankan. Pada beberapa kesempatan,Adhiyaksa Dault, Mentri Negara dan Pemuda dan Olahraga, menyampaikan gagasan untuk mempercepat sirkulasi elit. Salah satunya,kementrian yang dipimpin sedang menyiapkan draft undang” kepemudaan. Draft ini dianggap mampu mengatur mekanisme pemberdayaan pemuda yang lebih terarah untuk mempercepat sirkuasi elit kepemimpinan nasional. Tujuannya amat mulia, karena akan menjadi landasan hokum dalam pembinaan kaum muda. Masalahnya , upanya seperti ini terkesan menunggu, tidak pro aktif untuk berubah. Yang dibutuhkan adalah kesigapan langkah untuk mengevaluasi kebijakan internal, agar lebih taktis, misalnya melalui progam”khusus pembinanan dan peningkatan jiwa keprofesionalitasan kaum muda.

Meki begitu persoalan utama pembinan kaum muda, justru terletak pada dirinya sendiri. Buktinya, saat ini berkembangnya krisis moral dan penyakit sosial, yang sedang melanda kaum muda. Lihat saja cara mereka menikmati kebebasan yang bergaya hidup konsumtif, dan uang dijadikan ukuran bagi segalanya. Gaya hidup model selebritis dan pengusaha sukses, menjadi tren inspirasi, meskipun mereka belum tentu memiliki kemampuan dan kapsitas pendukung mencapai mimpi tersebut. Akibatnya muncullah despresi dikalanggan kaum muda. Kondisi ini semakin memicu merebaknya tindakan kriminal dan penyimpangan sosial di kalaingan kaum muda. Untuk itu pada saat ini kreatifitas sangatlah penting agar menciptaka seseorang yang inofatif dan kreatif da takan lupa imam dan taqwa merupakan dasarnya.
Refrensi :

Syamsudin Aziz, Majalah Figur, edisi XXX/Th 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management