BANGKITLAH KAUM MUDA
A. Kaum Muda
pada era gloal sekarang ini kaum muda dan perubahan bagaikan dua unsure yang
tidak dapat dipisahkan. Sejatinya kaum muda merupakan motor penggerak dalam
perubahan bangsa, tidak dapat dipungkiri bangsa Indonesia dapat merdeka tak
lepas dari campur tangan kaum muda.
Diawal decade 1920-an. Bung karno pernah berurjar “beri aku seribu orang tua
maka akan kuguncang Gunung semeru, dan beri aku sepuluh pemuda yang membara
cintanya pada tanah air maka akan mengubah dunia”. Dari pernyataan itu kita
dapat menarik kesimpulan bahwa kaum muda adalah senjata yang amat sangat
dahsyat didunia ini, tanpa kehadiran mereka apalah arti semua bangsa ini.
Namun, melihat beberapa fenomena belakang ini yang cukup megiris hati, yang menjatuhkan
citra kaum muda diantaranya tauran antar mahasiswa, aksi demonstrasi yung
ricuh, peredaran narkoba yang melibatkan pemuda, dan berbagai suguhan yang
kurang bermutu. bahkan terjadi pula aksi premanisme yang terjadi disekolah yang
para pelakunya masih anak berseragam putih biru. Sebenarnya apakah semua ini
merupakan kesalahan kaum muda seutuhnya atau ada pihak lain yang ikut
bertanggung jawab!!!.
Dan sesungguhnya semua fenomena ini merupaka gambaran akn “loyo” nya pemuda
kita. Tetapi perlu kita ingat tidak semua kaum muda kita memiliki gambaran
seperti itu. Toh masih ada diantara mereka, masih menunjukan prestasi yang
memilaukan. Namun, seperti pepatah “karena nila setitik, rusak susu sebelangga”
Kita pun ingat dengan hari bersejarah bagi bangsa ini dimana begitu banyak kau
muda berkumpul untuk melakukan suatu sumpah yang kita kenal dengan sumpah
pemuda pada 28 oktober 1928. Saat itu, meskipun bangsa ini terbelenggu
kolonialisme namun glora nasionalisme mereka tidak pernah padam, begitu banyak
cara yang mereka tempuh hanya untuk mencapai kata Merdeka. Keringat dan darah
menyatu dalam raga, semangat dan antusiasme menggebu-gebu dalam jiwa, takan
pernah terucap kata menyerah. Relaberkorban dan terus berjuang menjadi semboyan
hanya untuk mencapai tujuan.
Tetapi ada apa dengan pemuda saat ini walaupun kita suadah tidak lagi dijajah
namun perjuangan itu seharusnya tidak pernah padam. Mempertahankan jauh lebih
sulit dari pada merebutnya, itu merupakan ungkapan sederhana yang seharusnya
menjadi semangat kita agar tidak mudah menyerah
Diindonesia, sejarah pergerakan kebangsaan juga digerakan aktifis kaum muda
yang menginginkan terjadinya kaum perubahan prinsip arah perjalanan bangsanya.
Sehingga, sejak berdirinya Boedi Oetomo 20 mei 1908, secerah harapan untuk
malawan penjajah/ kolonialisme, telah terpati dalam benak para pendirinya,
semisal R. Soetomo, M. Soeliman, Soewarno, Raden angka dan lain”. Yang ingin
pencapaian semangat kebangkitan nasional. Satu tekad yang mengeras dalam jiwa
adalah melawan ketidakadilan akibat dari kolonialisme yang begitu panjang
dialami bangsa ini.
1. Problemmatika Kaum Muda
Mengapa kaum muda indentik dengan perubahan? Sejatinya, kaum muda adalah mereka
yang, memasuki usia produktif dan matang. Baik secara fisik maupun secara intelektual.
Meski begitu, istilahnya bulum pernah dirumuskan secara pasti, apakah kaum muda
didalamnya pada usia atau nilai intrinsic jiwanya? Seringkali pengertiannya
ditentukan oleh nilai” tradisi suatu masyarakat.
Selai itu, pada tahapan identitas muda ini, mereka memiliki kelibihan motifasi
yang sarat dengan energy mengubah sesuatu. Strategi perjuangannya pun
tergantung dengan masanya, yang memiliki kondisi berbeda. Dimasa kolonialisme
perjuangan yang efektif adalah perlawanan dengan cara fisik dan intelektual.
Karena sejarah membuktikan, strategi yang hanya mengandalkan perlawanan fisik
tidak akan efektif mencapai sasaran,demikian pula sebaliknya, prjuangan
intelektual semata tidak menumbuhkan semangat perlawanan yang sesungguhnya.
Di masa pasca kemerekaan, tantangannya berubah, tidak lagi kolonialisme dalam
entuk fisik. Tantangannya yang dihadapi kaum muda adalah mengisi kemerdekaan.
Dengan agenda pembangunan bangsa Yng begitu rumit. Strategi yang paling
efefktif adalah dengan memenangkan konsep untuk menata masa depan bangsa.
Caranya bias dengan pengembangan kepribadian kaum muda, yang kaya akan visi
membangun bangsa,sehingga terciptalah solidaritas kebangsaan pada diri mereka.
Persoalannya seagai kelomok politik solidaritas belum terbentuk, mereka hanya
ditempakan sebagai kelompok social, yang tidak memiliki kekuatan politik untuk
mengubah sesuatu. Karena sesungguhnya kepemimpinan nasional masih didominasi
oleh kalangan tua. Kalangan belum sepercayanya kepada kalangan muda untuk
memegang tumpuk kepemimpinan.akibatnya dapat diterka, sirkulasi pergantian elit
kepemimpinan berjalan lambat.
Idealnya, pemberdayaan harus ditingkatkan agar percepatan sirkulasi
kepemimpinan dapat segera dijalankan. Pada beberapa kesempatan,Adhiyaksa Dault,
Mentri Negara dan Pemuda dan Olahraga, menyampaikan gagasan untuk mempercepat
sirkulasi elit. Salah satunya,kementrian yang dipimpin sedang menyiapkan draft
undang” kepemudaan. Draft ini dianggap mampu mengatur mekanisme pemberdayaan
pemuda yang lebih terarah untuk mempercepat sirkuasi elit kepemimpinan
nasional. Tujuannya amat mulia, karena akan menjadi landasan hokum dalam
pembinaan kaum muda. Masalahnya , upanya seperti ini terkesan menunggu, tidak
pro aktif untuk berubah. Yang dibutuhkan adalah kesigapan langkah untuk mengevaluasi
kebijakan internal, agar lebih taktis, misalnya melalui progam”khusus
pembinanan dan peningkatan jiwa keprofesionalitasan kaum muda.
Meki begitu persoalan utama pembinan kaum muda, justru terletak pada dirinya
sendiri. Buktinya, saat ini berkembangnya krisis moral dan penyakit sosial,
yang sedang melanda kaum muda. Lihat saja cara mereka menikmati kebebasan yang
bergaya hidup konsumtif, dan uang dijadikan ukuran bagi segalanya. Gaya hidup
model selebritis dan pengusaha sukses, menjadi tren inspirasi, meskipun mereka
belum tentu memiliki kemampuan dan kapsitas pendukung mencapai mimpi tersebut.
Akibatnya muncullah despresi dikalanggan kaum muda. Kondisi ini semakin memicu
merebaknya tindakan kriminal dan penyimpangan sosial di kalaingan kaum muda. Untuk
itu pada saat ini kreatifitas sangatlah penting agar menciptaka seseorang yang
inofatif dan kreatif da takan lupa imam dan taqwa merupakan dasarnya.
Refrensi :
Syamsudin Aziz, Majalah Figur, edisi XXX/Th 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar