Ada
2 macam karangan yaitu karangan yang bersifat fiksi dan karangan yang bersifat
nonfiksi. Fiksi lebih kearah khayalan sedangkan nonfiksi lebih ke arah kejadian
nyata (benar-benar terjadi). Penulisan karya tulis merupakan salah satu contoh
karangan nonfiksi karena kejadiannya yang benar-benar dialami, atau dikerjakan.
Sedangkan karangan fiksi contoh nyatanya adalah cerita
pendek yang terkadang berupa cerita yang tidak mungkin terjadi.
Pada
dasarnya, untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk
membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam
mengembangkan karangan.
Langkah-Langkah Menyusun Karangan.
- Menentukan
tema dan judul
Sebelum
anda mau melangkah, pertama kali dipikirkan adalah mau kemana kita berjalan?
lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis? Tema adalah pokok persoalan,
permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Sedangkan
yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. Kalau tema cakupannya lebih
besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada
penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
Tema
sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. Semakin banyak penulis membiasakan
membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis
memperoleh tema.
Namun,
bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat
mudah dikembangkan. diantaranya :
- Jangan mengambil tema yang
bahasannya terlalu luas.
- Pilih tema yang kita sukai dan
kita yakini dapat kita kembangkan.
- Pilih tema yang sumber atau
bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.
Terkadang
memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat-syarat
diatas. Contohnya saat lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan
kita hanya bisa memakainya.Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau
membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan sistematis. Salah
satu caranya dengan menentukan judul karangan. Judul yang baik adalah judul
yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita.
- Mengumpulkan
bahan
Setelah
punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? Sebelum melanjutkan
menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi
tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang
menjadi bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk-muluk kalau tidak
diperlukan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.
Untuk membiasakan,
kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis)
dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar
ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang
tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis
mempunyai cara sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
- Menyeleksi
bahan
Setelah
ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? agar tidak
terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema
pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah
dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. berikut ini petunjuk-petunjuknya:
- Catat hal penting semampunya.
- Jadikan membaca sebagai
kebutuhan.
- Banyak diskusi, dan mengikuti
kegiatan-kegiatan ilmiah.
- Membuat kerangka
Bekal ada,
terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita susun selangkah demi
selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar
ditengah jalan. Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah
menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi,
atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang
sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
Berikut fungsi kerangka karangan :
- Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis.
- Memudahkan penulis dalam
menguraikan setiap permasalahan.
- Membantu menyeleksi materi yang
penting maupun yang tidak penting.
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
- Mencatat gagasan. Alat yang
mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan2
yang timbul).
- Mengatur urutan gagasan.
- Memeriksa kembali yang telah
diatur dalam bab dan subbab.
- Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap.
Merangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Bila terdapat
ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir)
- Mengembangkan kerangka karangan
Proses
pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap
materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik,
permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula
kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk
mengembangkan karangan.
Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan
pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan
terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin
sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula
tulisan yang dihasilkan.
Macam-macam Kerangka Karangan
- Berdasar Sifat Rinciannya:
Kerangka
Karangan Sementara / Non-formal:
1) Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:
cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
a) topiknya tidak kompleks
b) akan segera digarap
2) Kerangka Karangan Formal:
terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
a) topiknya sangat kompleks
b) topiknya sederhana, tetapi tidak
segera digarap
Cara kerjanya:
Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang
dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci
lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut
Kerangka Karangan Formal.
- Berdasar perumusan teksnya
- Kerangka
Kalimat
- Kerangka
Topik
- Gabungan
antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar