Sabtu, 24 Maret 2012

Contoh Tulisan Ilmiah Populer

Pernah dengar tentang obesitas ga, mungkin ada yang tau obesitas itu apa, baik akan saya jelaskan disini. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Pada saat kita menyantap makanan yang lezat dan ga sehat secara berlebihan, tanpa sadar kita sudah menabung lemak-lemak dalam tubuh kita.
Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas. Nah sekarang kita sudah tau kan perbandingan yang benar antara berat tubuh dan lemak, kira-kira kita termasuk obesitas atau tidak ya, anda pasti sudah bias membayangkannya.
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
  • Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
  • Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
  • Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh. Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda. Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir. Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel. Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak, kadang pada beberapa pria tampak seperti buah pir dan beberapa wanita tampak seperti buah apel, terutama setelah masa menopause. (Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan)
Menurut artikel yang saya baca di health.detik.com tentang “ANAK-ANAK INDONESIA TERANCAM OBESITAS”
Bukan cuma masalah kurang gizi yang mengancam pertumbuhan anak-anak Indonesia, ancaman kegemukan berlebih (obesitas) kini juga mengincar anak-anak Indonesia. "Masalah ini awalnya diangap hanya terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi, namun pada kenyataannya, jumlah anak yang mengalami obesitas semakin meningkat juga di negara berpendapatan rendah, khususnya di perkotaan," kata Prof W. Philip T. James, M.D., Ph.D, profesor nutrisi di London School of Hygiene yang juga merupakan Ketua International Association for Study of Obesity dan anggota dewan penasihat nutrisi PBB (FAO dan WHO) dalam acara Nutritalk Sari Husada, di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (9/3/2012).

Lembar fakta dari WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2010, sekitar 43 juta anak di bawah umur lima tahun mengalam kelebihan berat badan. Hampir 35 juta anak-anak tersebut tinggal di negara berkembang dan 8 juta lainnya di negara maju. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki beban ganda karena di satu sisi, masalah gizi buruk pada anak-anak masih banyak terjadi. Namun jumlah anak yang mengalami obesitas juga makin meningkat. Bayi usia 0 - 2 tahun memang normal apabila mengalami pertambahan berat badan. Sebab, setelah usia 2 tahun berat badan anak akan kembali normal dan kemudian meningkat lagi. Namun pada usia 9 tahun, risiko anak untuk menjadi gemuk akan meningkat apabila ibunya menjadi gemuk selama mengandung sang anak. Jadi disini pengaruh sang ibu pun menjadi factor kegemukan sang anak.
 "Obesitas memang menjadi fokus permasalahan oleh WHO selama beberapa tahun terakhir. Penderita obesitas rentan mengalami berbagai masalah kesehatan seperti stroke dan diabetes. Pada penderita diabetes, risiko diabetes naik menjadi 12%. Dan ibu yang mengalami diabetes ketika hamil akan melahirkan anak yang cenderung mengalami obesitas," kata Prof James.
Prof James juga menambahkan bahwa kegemukan dapat memperlambat pubertas. Pada orang obesitas, badannya mengalami perkembangan, namun otaknya kurang berkembang. Obesitas dapat dipicu masalah genetik, tapi pengaruhnya hanya kecil. Yang paling mempengaruhi adalah pola makan yang tak sehat dan jarang berolahraga. Obesitas di usia dini adalah hal yang mengkhawatirkan karena akan memicu timbulnya berbagai penyakit serius di masa depan.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI, sebanyak 14 % balita dan 19,1 % anak berusia 15 tahun ke atas di Indonesia mengalami obesitas. Yang mencengangkan adalah, pertambahan angka obesitas berlipat 2 kali lipat di seluruh dunia selama sepuluh tahun terakhir, baik di negara maju maupun negara bekembang. Angka ini mengalami kenaikan drastis sejak tahun 1980 - 1985. Ditengarai, pertambahan ini tak lepas dari peran industri pangan yang banyak diserbu oleh makanan fast food yang banyak mengandung lemak.
Pengobatan
Prinsip utama pengobatan obesitas adalah pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik. Keduanya merupakan komponen terpenting dalam pengaturan berat bad. Ada beberapa Jenis dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada setiap penderita berbeda-beda dan obat yang diberikan disesuaikan dengan keadaan penderita.
  • Penderita dengan risiko kesehatan rendah, menjalani diet sedang (1200-1500 kalori/hari untuk wanita, 1400-2000 kalori/hari untuk pria) disertai dengan olah raga
  • Penderita dengan risiko kesehatan menengah, menjalani diet rendah kalori (800-1200 kalori/hari untuk wanita, 1000-1400 kalori/hari untuk pria) disertai olah raga
  • Penderita dengan risiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi, mendapatkan obat anti-obesitas disertai diet rendah kalori dan olah raga.
Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil. Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu program penurunan berat badan :
  • Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (Vitamin, mineral dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori.
  • Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara perlahan dan stabil.
  • Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
  • Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah penurunan berat badan tercapai. Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian berat badan. Program yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu menyokong terjadinya penambahan berat badan. Program ini harus menyelenggarakan perubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan yang sehat dan rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah berat badan.
Obesitas merupakan suatu keadaan menahun (kronis). Obesitas seringkali dianggap suatu keadaan sementara yang bisa diatasi selama beberapa bulan dengan menjalani diet yang ketat. Pengendalian berat badan merupakan suatu usaha jangka panjang. Agar aman dan efektif, setiap program penurunan berat badan harus ditujukan untuk pendekatan jangka panjang.

1 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management