KONVENSI
NASKAH
A. Pengertian Konvensi Naskah
Konvensi
naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah
lazim, dan sudah disepakati.Kelaziman dan kesepakatan ini cenderung menjadi
aturan baku dan digunakan oleh para akademisi di
perguruan tinggi. Namun ,penulisan naskah ilmiah tidak sebatas pada kegiatan
akademis di perguruan tinggi. Para professional dalam berbagai lembaga
pemerintah dan swasta, baik di dalam maupun di luar negeri cenderung
menggunakan model naskah yang sudah lazim atau berdasarkan konvensi.
Konvensi
penulisan naskah yang sudah lazim mencakup aturan pengetikan,pengorganisasian
materi pelengkap,bahasa ,dan kelengkapan penulisan lainnya.
B. Syarat formal dalam penyusunan
sebuah naskah
Dalam
menyusun sebuah karangan perlu adanya pengorganisasian karangan.
Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu
kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang baik,
benar, cermat, logis: penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis
secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis.
Persyaratan
formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga
bagian utama, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian
pelengkap penutup.
A.
Bagian Pelengkap Pendahuluan
a.
Judul Pendahuluan (Judul Sampul)
b.
Halaman Judul
c.
Halaman Persembahan (kalau ada)
d.
Halaman Pengesahan (kalau ada)
e.
Kata Pengantar
f.
Daftar Isi
g.Daftar Gambar (kalau ada)
h.
Daftar Tabel (kalau ada)
B.
Bagian Isi Karangan
a.
Pendahuluan
b.
Tubuh Karangan
c.
Kesimpulan
C.
Bagian Pelengkap Penutup
a.
Daftar Pustaka (Bibliografi)
b.
Lampiran (Apendix)
c.
Indeks
d.
Riwayat Hidup Penulis
- Bagian Pelengkap Pendahuluan
Dalam
pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama
karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan
identitas pengarang (nomor induk/registrasi, kelas, nomor absen), nama unit
studi (unit kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas, unversitas), nama kota, dan tahun penulisan.
Untuk
memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan unsur-unsur
sebagai berikut:
- Judul harus menarik pembaca
baik makna maupun penulisannya.
- Sampul: nama karangan, penulis,
dan penerbit.
- Halaman judul: nama karangan,
penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama
unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisan
(dalam pembuatan makalah atau skripsi).
- Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).
o
Judul diketik dengan huruf kapital, misalnya:
UPAYA
MENGATASI KEMACETAN
DI
KOTA JAKARTA
o
Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat, misalnya:
Makalah
ini Disusun untuk Melengkapi Ujian Akhir
Mata
Kuliah Bahasa Indonesia Semester Ganjil 2011
o
Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama dituliskan Nomor Induk
Mahasiswa (NIM), misalnya:
YUYUN
ROSIDA
21209326
o
Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah ilmiah
tidak diharuskan menggunakan logo.
o
Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas,
unversitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf
kapital, misalnya:
JURUSAN
SISTEM KOMPUTER
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK
2011
Hal-hal
yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal:
~
Komposisi tidak menarik.
~Tidak
estetik.
~Hiasan
gambar tidak relevan.
~Variasi
huruf jenis huruf.
~Kata
“ditulis (disusun) oleh.”
~Kata
“NPM/NRP.”
~
Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi.
~Kata-kata
yang berisi slogan.
~Ungkapan
emosional.
~Menuliskan
kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi.
o
Halaman Persembahan
Bagian
ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal
itu semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang
melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja.
Bila
penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka persembahan ini
ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan
dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul
buku.
o
Halaman Pengesahan
Halaman
pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah
ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah
memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan
biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan
makalah ilmiah, dan karangan lainnya (baik non-fiksi maupun fiksi) tidak
mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis dengan
memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus
tertulis di dalamnya.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital
pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar
akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan
ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah.
Skripsi diajukan kepada sidang penguji akademis setelah disetujui oleh
pembimbing dan pembaca/penguji. Penulis skripsi dinyatakan lulus jika
skripsinya telah diuji di hadapan sidang terbuka/tertutup dan telah
ditanda-tangani oleh semua nama yang tercantum dalam halaman pengesahan. Nama kota dan
tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
~Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.
~Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
~ Tulisan melampaui garis tepi.
~ Menulis nama tidak lengkap.
~ Menggunakan huruf yang tidak standar.
~Tidak mencantumkan gelar akademis.
o Kata Pengantar
Kata pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut:
Ø Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ø Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
Ø Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
Ø Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga.
Ø Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang membantu.
Ø Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan.
Ø Harapan penulis atas karangan tersebut.
Ø Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.
Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
~Menguraikan isi karangan.
~Mengungkapkan perasaan berlebihan.
~Menyalahi kaidah bahasa.
~Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
~Kurang meyakinkan.
~Kata pengantar terlalu panjang.
~Menulis kata pengantar semacam sambutan.
~Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.
o Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan.
Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.
o Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar, dan nomor halaman.
o Daftar Tabel
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel dan nomor halaman.
2) Tujuan penulisan berisi:
3) Ruang lingkup masalah berisi:
4) Landasan teori menyajikan:
5) Sumber data penulisan berisi:
6) Metode dan teknik penulisan berisi:
7) Sistematika penulisan berisi:
o Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:
1) Ketuntasan materi:
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran.
2) Kejelasan uraian/deskripsi:
Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke sub-bab, dari sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan dan koherensial, terutama dalam menganalisis, menginterpretasikan (manafsirkan) dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
Kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya. Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik daripada kata konotatif atau kata kias (terkecuali dalam pembuatan karangan fiksi, kata konotatif atau kata kias sangat diperlukan)
Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif secara benar.
Kejelasan makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat paragraf: kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi (dengan repetisi, kata ganti, paralelisme, kata transisi), dan menggunakan pikiran utama, serta menunjukkan adanya penalaran yang logis (induktif, deduktif, kausal, kronologis, spasial).
Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara lain: penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu didukung dengan gambar, grafik, bagan, tabel, diagram, dan foto-foto. Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan kepastiannya.
Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah):
~Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan: penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei membuktikan bahwa…,
~Kesalahan: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik sampai dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang) operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul.
o Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:
o Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis), sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
o Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.
· Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah.
o Daftar pustaka (Bibliografi)
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:
Ø Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
Ø Tahun terbit.
Ø Judul buku: penulisannya bercetak miring.
Ø Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
Ø Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit.
Contoh: Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. (Banyak versi lainnya, misal: Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain)
Keterangan:
· Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik.
· Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
· Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
· Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
· Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama belakang pengarang.
o b. Lampiran (Apendix)
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.
o Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.
o Riwayat Hidup Penulis
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
~Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.
~Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
~ Tulisan melampaui garis tepi.
~ Menulis nama tidak lengkap.
~ Menggunakan huruf yang tidak standar.
~Tidak mencantumkan gelar akademis.
o Kata Pengantar
Kata pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut:
Ø Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ø Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
Ø Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
Ø Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga.
Ø Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang membantu.
Ø Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan.
Ø Harapan penulis atas karangan tersebut.
Ø Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.
Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
~Menguraikan isi karangan.
~Mengungkapkan perasaan berlebihan.
~Menyalahi kaidah bahasa.
~Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
~Kurang meyakinkan.
~Kata pengantar terlalu panjang.
~Menulis kata pengantar semacam sambutan.
~Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.
o Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan.
Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.
o Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar, dan nomor halaman.
o Daftar Tabel
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel dan nomor halaman.
Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
o Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab I karangan. Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan. Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua sampai bab terakhir.
Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut:
1) Latar belakang masalah, menyajikan:
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
o Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab I karangan. Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan. Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua sampai bab terakhir.
Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut:
1) Latar belakang masalah, menyajikan:
- Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau
pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara
pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan.
Untuk itu, arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat,
atau induktif
- Kegunaan praktis hasil
analisis, misalnya: memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan dalam
membuat keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang
akan datang.
- Pengetahuan tentang studi
kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari buku-buku ilmiah, jurnal,
atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis
hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbaru.
- Pengungkapan masalah utama
secara jelas dalam bentuk pertanyaan, gunakan kata tanya yang menuntut
adanya analisis, misalnya: bagaimana...., mengapa.....
- Tidak menggunakan kata apa
karena tidak menuntut adanya analisis, cukup dijawab dengan ya atau tidak.
2) Tujuan penulisan berisi:
- Target, sasaran, atau upaya yang hendak
dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan
bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru;
menguraikan pengaruh X terhadap Y.
- Upaya pokok yang harus
dilakukan, misalnya: mendeskripsikan data primer tentang kualitas budaya
tradisi penduduk asli Jakarta; membuktikan bahwa pembangunan lingkungan
pemukiman kumuh yang tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah.
- Tujuan utama dapat dirinci
menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Jika
masalah utama dirinci menjadi dua, tujuan juga dirinci menjadi dua.
3) Ruang lingkup masalah berisi:
- Pembatasan masalah yang akan dibahas.
- Rumusan detail masalah yang
akan dibahas.
- Definisi atau batasan
pengertian istilah yang tertuang dalam setiap variabel. Pendefinisian
merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan untuk mengungkapkan suatu
benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa, dan sebagainya dengan
kata-kata.[4]
4) Landasan teori menyajikan:
- Deskripsi atau kajian teoritik variabel X tentang
prinsip-prinsip teori, pendapat ahli dan pendapat umum, hukum, dalil, atau
opini yang digunakan sebagai landasan pemikiran kerangka kerja penelitian
dan penulisan sampai dengan kesimpulan atau rekomendasi.
- Penjelasan hubungan teori
dengan kerangka berpikir dalam mengembangkan konsep penulisan, penalaran,
atau alasan menggunakan teori tersebut.
5) Sumber data penulisan berisi:
- Sumber data sekunder dan data primer.
- Kriteria penentuan jumlah data.
- Kriteria penentuan mutu data.
- Kriteria penentuan sample.
- Kesesuaian data dengan sifat
dan tujuan pembahasan.
6) Metode dan teknik penulisan berisi:
- Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan,
misalnya: metode kuantitatif, metode deskripsi, metode komparatif, metode
korelasi, metode eksploratif, atau metode eksperimental.
- Teknik penulisan menyajikan
cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan kuisioner;
analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan.
7) Sistematika penulisan berisi:
- Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan,
pembahasan utama, dan kesimpulan.
- Penjelasan lambang-lambang,
simbol-simbol, atau kode (kalau ada).
o Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:
1) Ketuntasan materi:
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran.
2) Kejelasan uraian/deskripsi:
- Kejelasan konsep:
Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke sub-bab, dari sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan dan koherensial, terutama dalam menganalisis, menginterpretasikan (manafsirkan) dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
- Kejelasan bahasa:
Kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya. Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik daripada kata konotatif atau kata kias (terkecuali dalam pembuatan karangan fiksi, kata konotatif atau kata kias sangat diperlukan)
Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif secara benar.
Kejelasan makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat paragraf: kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi (dengan repetisi, kata ganti, paralelisme, kata transisi), dan menggunakan pikiran utama, serta menunjukkan adanya penalaran yang logis (induktif, deduktif, kausal, kronologis, spasial).
- Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta:
Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara lain: penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu didukung dengan gambar, grafik, bagan, tabel, diagram, dan foto-foto. Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan kepastiannya.
Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah):
~Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan: penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei membuktikan bahwa…,
~Kesalahan: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik sampai dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang) operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul.
o Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:
o Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis), sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
o Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.
· Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah.
o Daftar pustaka (Bibliografi)
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:
Ø Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
Ø Tahun terbit.
Ø Judul buku: penulisannya bercetak miring.
Ø Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
Ø Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit.
Contoh: Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. (Banyak versi lainnya, misal: Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain)
Keterangan:
· Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik.
· Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
· Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
· Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
· Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama belakang pengarang.
o b. Lampiran (Apendix)
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.
o Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.
o Riwayat Hidup Penulis
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.
Nama
kelompok :
1. Agung
A.P (25109189)
2. Sherly
T.H (26109279)
3.Hendri
Kurniansyah (26109093)
4.
5.
6.
7.
8.
DAFTAR PUSTAKA
· HS, Widjono. BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
·http://shofwantea.multiply.com/journal/item/2/Syarat_Formal_dalam_Penulisan_Sebuah_Naskah
· http://logicexploration.blogspot.com/2010/12/konvensi-naskah-dan-penyntingan.html
· HS, Widjono. BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
·http://shofwantea.multiply.com/journal/item/2/Syarat_Formal_dalam_Penulisan_Sebuah_Naskah
· http://logicexploration.blogspot.com/2010/12/konvensi-naskah-dan-penyntingan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar