POLA SUSUNAN KERANGKA KARANGAN
Untuk memperoleh suatu
susunan kerangka karangan yang teratur biasanya digunakan beberapa tipe
susunan, pola alamiah dan pola logis.
1. Pola Alamiah
Pola alamiah adalah suatu
urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam,
sebab itu susunan alamiah itu didasarkan pada ketiga atau keempat dimensi dalam
kehidupan manusia : atas – bawah, melintang – menyebrang, sekarang – nanti,
,dulu - sekarang, timur – barat, dan sebagainya. Oleh sebab itu susunan alamiah
dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu :
a. Urutan waktu atau urutan
kronologis
b. Urutan ruang (sposial)
c. Topik yang ada
2. Pola Logis
Manusia mempunyai suatu
kesanggupan dimana manusia lebih sempurna dari makhluk yang lain, yaitu sanggup
menghadapi segala sesuatu yang berada di sekitarnya dengan kemampuan akal
budinya. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungannya dengan suatu ciri yang
intern dalam materinya, tetapi kiat dengan tanggapan penulis.
Macam-macam, urutan logis
yang dikenal adalah :
a) Urutan klimaks dan anti
klimaks
b) Urutan kausal
c) Urutan pemisahan masalah
d) Urutan umum – khusus
e) Urutan familitas
f) Urutan akseptabilitas
E. Syarat-syarat Kerangka
Karangan Yang Baik
a) Tesis atau pengungkapan
maksud harus jelas.
b) Tiap unsur dalam kerangka
karanga hanya mengandung satu gagasan.
c) Pokok-pokok dalam kerangka
karangan harus disusun secara logis.
d) Terus mempergunakan
pasangan simbul yang konsisten.
3. ALINEA (PARAGRAF)
Paragraf(alinea)
Paragraph
(alinea) selalu kita temukan di setiap wacana yang kita baca.tentunya wacana
yang lebih dari 1 kalimat atau terdiri dari beberapa kalimat.wacana yang
terdiri dari berapa kalimat biasanya selulu menggunakan paragraph/alinea untuk
memudahkan pembaca memahami,ataupun menandai suatu bacaan.
pada
tugas kali ini akan membahas tuliasn mengenai paragraph(alinea) tentunya yang
telah saya rangkum dari berbagai sumber yang saya dapat.di mulai dari membahas
pengertian paragraph,syarat-syarat paragraph,unsure dan macam-macamnya.
Pengertian Paragraf/Alinea
Paragraf
(Alenia) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih
luas dari pada kalimat. Alenia merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang
bukan sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang
lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat.
atau
dapat juga di sebut Paragraf adalah suatu penuangan ide penulis melalui kalimat
atau kumpulan alimat yang satu dengan yang lain yang berkaitan dan hanya
memiliki suatu topic atau tema. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat.
Dalam
paragraph terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam
kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat
topic, dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling
berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.
Panjang
pendeknya suatu paragraph akan ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok
yang diungkapkan. Bila segi-seginya banyak, memang layak kalau alenianya
sedikit lebih panjang, tetapi seandainya sedikit tentu cukup dengan beberapa
kalimat saja.
Syarat-Syarat Paragraf(Alinea)
A. Kesatuan
Tiap
alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi alenia adalah
mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam
pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan
dengan topik atau gagasan tersebut.
Alenia
dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak
telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.
B.Koherensi
Syarat
kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau kepaduan,
yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan
antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan
sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan
Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu
kalimat dengan kalimat lainnya.
Dalam
koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan. Gagasan
dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu
fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca
dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama.
Untuk
menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia, ada bentuk lain yang
sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa(kelompok kata) dalam
bermacam-macam hubungan.
C. Perkembangan Paragraf
Perkembangan
paragraf harus dijaga agar jangan sampai mengambang kea rah yang tidak relevan
untuk menjelaskan gagasan pokok. Misalnya, alenia dimulai dengan
kalimat inti yang menyebutkan gagasan pokok yang hendak disampaikan, maka
perkembangannya harus menjelaskan gagasan pokok tadi dalam kalimat-kalimat
berikutnya, dengan selalu berpegang pada prinsip kesatuan dan koherensi.
Perkembangan paragraf diarahkan untuk memperkuat memberikan argumentasi, atau
mengkongkritkan pernyataan aau gagasan pokok yang disampaikan dalam kalimat
inti di awal alenia.
UNSUR-UNSUR PARAGRAF(ALINEA).
UNSUR-UNSUR
PARAGRAF:
1.
Topik/ tema/ gagasan utama/ gagasan inti/ pokok pikiran
2.
Kalimat utama atau pikiran utama yang menjadi dasar pengembangan sebuah
paragraf. Gagasan atau pikiran utama itu dapat dikembangkan ke dalam kalimat.
Kalimat yang mengandung pikiran utama disebut kalimat utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di
awal paragraf, di akhir paragraf maupun diawal dan diakhir paragraf.
3.
Kalimat penjelas gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utma. Gasasan penjelas
biasanya dinyatakan ke dalam beberapa kalimat. Kalimat yang mengandung gagasan
penjelas disebut kalimat penjelas.
4.
Judul (kepala karangan).
Syarat
suatu judul:
a.
Provokatif (menarik)
b. Berbentuk frase
c. Relevan (sesuai dengan isi)
d. Logis
e. Spesifik
Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokok, alinea terbagi dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut:
b. Berbentuk frase
c. Relevan (sesuai dengan isi)
d. Logis
e. Spesifik
Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokok, alinea terbagi dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut:
1. Deduktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada awal alinea
2. Induktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada akhir alinea
3. Variatif: kalimat utama diletakkan pada awal dan diulang pada akhir alinea
4. Deskriptif atau naratif: kalimat utama termuat dalam seluruh alinea.
CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki
subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta
membentuk kesaruan tunggal.
Di dalam
keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat
ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam
keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu
merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan)
Memiliki
kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja
berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak
menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat
tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu
menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi
menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat
itu harus diubah :
1. Kakak
menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak
itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
3. KEHEMATAN
Kalimat
efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang
berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga
mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian
kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata
mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat
yang benar adalah:
Mawar,anyelir,
dan melati sangat disukainya.
4. PENEKANAN
Kalimat
yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah
posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan
kalimat.
Contoh :
1. Harapan
kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada
kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
•
Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah,
-pun, dan –kah.
Contoh :
1.
Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami
pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah
dia menyelesaikannya?
•
Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam
membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua
dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap
saling memahami antara satu dan lainnya.
•
Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau
berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak
itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia
tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
5. KELOGISAN
Kalimat
efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat
harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan
tempat saya persilakan.
Kalimat
ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang
tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak
penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar